Friday, August 21, 2009

I'M NOT GONNA STOP!

I walked into the darkest night.

I’ve been in the hardest pain.

I’ve been dying for whatever reason.

I’ve been in a cold damned torture.

If I can get through those hurting moments…

If I can still stand right here with a smile…

If I still alive until this moment…

If I can be in this phase in my life…

Then I would go through this too

Then I would be able to keep moving on

Then I would be living after this is over

Then I would be survive and smile

Listen…

What happen to me is not a reason to make me give up

What happen to my heart just won’t make it hurt

What happen to my life would be a great lesson

I already walk until this step, and you know what? I'M NOT GONNA STOP!

Thursday, August 20, 2009

Ya, Pernah!

Aku sadar, tidak ada obat yang mampu menyembuhkan luka hati ini.

Sampai aku berpikir, akan lebih baik jika Tuhan mengamputasi saja bagian ini dari diriku.

Agar aku tidak lagi merasakan sakitnya luka, meskipun konsekuensinya adalah aku juga tidak akan dapat merasakan bahagia.

Aku sudah berjalan sejauh ini. Dan aku juga sudah terluka sedalam ini.

Lebih baik hancurkan saja sekalian daripada aku harus menahan sakit yang tak kunjung berhenti.

Memangnya apalagi yang belum aku alami?

Diselingkuhi pacar? Jelas pernah. Siapa yang tidak?

Ditinggal tanpa alasan yang jelas? Pernah.

Mengetahui bahwa seseorang pacaran dengan aku tapi rupanya hanya sebagai taruhan? Pernah.

Diperas dan ditipu pacar? Pernah.

Pacar minta ijin untuk berhubungan intim dengan wanita lain? Pernah.

Ditinggal kemudian bertemu lagi dan ternyata dia sudah menikah? Pernah.

Tanyakan apapun, aku akan menjawab pernah.

Dan kini, harus mengijinkan orang yang paling aku cintai untuk mencintai wanita lain di depan mataku sendiri? Pernah.

Katakan padaku apalagi yang harus aku alami supaya ini semua berhenti?

Katakan padaku apalagi yang harus aku alami agar hati ini tak lagi terluka?

Tidak mungkin bisa kau jawab kan?

Hah… sudahlah.. aku sudah tau.

Hati Yang Kau Sakiti

Hati Yang Kau Sakiti

Rossa

Jangan Pernah Katakan Bahwa

Cintamu Hanyalah Untukku

Karena kini kau telah membaginya

*

Maafkan jika memang kini

Harus ku tinggalkan dirimu

Karena hatiku slalu kau lukai

Tak ada lagi yang bisa kulakukan tanpamu

Ku hanya bisa mengatakan apa yang ku rasa

Ku menangis.......... Membayangkan

Betapa kejamnya dirimu atas diriku

Kau duakan cinta ini

Kau pergi bersamanya

Ouw ..............

Ku menangis.......... melepaskan

Kepergian dirimu dari sisi hidupku

Harus slalu kau tau

Akulah Hati yang telah kau sakiti..............

Hanya Ingin Berbagi...

Ingin rasanya aku bisa berbagi sedikit saja beban ini pada seseorang yang bersedia menjadi sandaran di saat aku mulai melemah seperti sekarang ini.

Namun aku tak memiliki siapapun di sekelilingku. Bahkan juga tidak seorang teman yang mau mendengarkan.

Aku dulu pernah punya satu orang yang sangat istimewa. Seseorang yang sebenarnya kadang menyebalkan karena dapat mementahkan seluruh keyakinan ku, seseorang yang dapat menunjukkan sisi negatif dari diriku tanpa basa basi, seseorang yang seringkali mengkritisi pemikiranku.

Namun dia juga seseorang yang selalu bersedia menemani aku bahkan saat aku berada di dasar keterpurukanku. Seseorang yang bersedia melakukan banyak hal gila bersamaku namun tetap menjaga agar aku tetap berada dalam kesadaran yang terkontrol. Seseorang yang sebenarnya adalah tukang bicara namun bersedia belajar untuk menjadi pendengar yang baik untukku.

Seseorang yang dengan caranya sendiri berhasil masuk jauh ke dalam diriku, hatiku, dan jiwaku.

Dan kini bahkan dia pun tidak lagi jadi seseorang yang aku kenal. Dia tidak lagi ada di sini untuk berbagi denganku.

Karena dialah yang membuatku berada di kondisi seperti ini. Dan dialah yang justru menjadi topik yang ingin aku bicarakan.

Aku hanya dapat berbicara dan menumpahkan seluruh perasaanku lewat tulisan semacam ini. Dan sekali lagi aku seperti tertampar, ketika aku mengirimkan tulisan itu kepadanya, dia justru dengan tegas mengatakan bahwa dia tidak suka aku menulisnya.

Bahkan untuk berbagi lewat tulisan pun dia sudah tidak ingin…

Karena aku tetap butuh menuliskan perasaanku, maka aku menulisnya di sini, karena dia toh tidak akan membacanya.

Kadang aku merasa tidak lagi mengenalnya. Aku merasa dirinya begitu berbeda dibandingkan saat aku mengenalnya dulu. Mungkin ini hanya perasaanku saja. Semoga tidak ada yang berubah, baik dirinya maupun cintanya. Yang dulu katanya hanya untukku. Walau sementara ini kenyataan berkata lain.

Sungguh tidak mudah menahan seluruh perasaan yang bergejolak dalam hatiku, namun aku harus melakukannya agar tidak semakin memperburuk suasana.

Aku tidak tau sampai kapan,aku merasa seperti bom yang dapat meledak sewaktu-waktu.

Ah.. tidak.. tidak. Tidak baik begitu. Aku sudah cukup ikhlas sekarang. Dan aku harus bertahan seperti itu. Harus. Ikhlas.

Mengasihi Dia..

"Loe bener.... Gue ternyata mengasihi dia. Karena jika gue mencintai dia, gue nggak akan mampu berada hingga di tahap ini. Rasa itu udah berkembang sejauh ini. Gue nggak lagi merasakan sakit hati. Gue nggak merasa ingin memiliki jika memang dia tidak ingin gue miliki. Seberapapun tindakannya menyakiti gue, nggak lagi gue merasakan luka. Bahkan jika dia tidak memilih gue pun, gue yakin ga akan merasa sakit. Karena gue percaya, dia pasti memilih sesuatu yang membuatnya bahagia. Dan itu udah lebih dari cukup."

Friday, August 14, 2009

Maybe I laugh to much,so now it’s time to cry…



Maybe I laugh to much,

so now it’s time to cry…

Gosh... Aku udah sering bilang, aku takut bahagia...

Aku takut karena rasa bahagia itu hanya semu.. Aku tau, aku nggak pantes untuk bahagia... You all might feel happy, but it definitely not for me...

Bahkan seseorang yang berjanji untuk selalu membuatku tertawa dan memastikan bahwa aku bahagia pun, sekarang jadi seseorang yang justru menorehkan luka sedalam yang tak terduga dan membuatku menangis...lagi...

Mungkin saat bersama dengan dia, aku terlalu bahagia dan terlalu banyak tertawa... Aku terlalu terbuai oleh indahnya cinta yang membuatku bahagia... Sampai aku disadarkan sekarang bahwa bahagia itu tidak seharusnya menjadi milikku... Bahwa ada orang lain yang lebih membutuhkan kebahagiaan itu lebih daripada diriku...

Aku sudah lama belajar untuk tidak egois. Dan hanya sekali saja aku ingin meraih bahagia, untuk sedikit saja egois demi kebahagiaanku, untuk sebentar saja tidak peduli pada perasaan orang lain, untuk sedikit saja menjalani hidup bersama orang yang aku cintai, namun rupanya yang sedikit itu pun direnggut dariku...

Dan kini aku kembali terdiam... Menyadari bahwa aku sudah terlalu banyak tertawa, hingga kini adalah saatnya aku untuk kembali menangis... Entah sampai kapan. Aku tidak lagi bisa percaya bahwa aku bisa bahagia. Tidak...

Ah... Aku akan baik-baik saja kan? Ini hanya akan jadi tahap yang pasti bisa aku lewati kan?

God... Saat ini hari masih siang, namun aku tidak yakin mampu bertahan hingga esok hari. Mungkin ragaku masih bernyawa, namun jiwaku tak lagi kurasa, hatiku rasanya tak lagi ada...

DAMN!

It sucks when you suddenly become silent after someone said things that ruined your whole life plan just by answering "NO" to...