Sebersit kenangan tiba tiba melintasi malamku. Aku teringat semangat yang kamu sampaikan padaku dulu hingga terakhir kita bertemu. "Fi, lanjutkan impianmu jadi penulis puisi."
Dan entah mengapa kau masih belum juga mengerti. Memangnya kau pikir darimana inspirasi menulisku itu datang? Langit?
Bukan. Tapi kau.
Semua hal dapat kujadikan bahan bagi inspirasiku menulis selama itu berhubungan dengan kau.
Hujan. Pelangi. Malam. Cinta.
Masa indah yang kulewati bersamamu dapat dengan mudah kulukiskan dalam puisi. Bahkan hingga saat kau pergi dan meninggalkan luka dalam di hatiku, kau tetap jadi bahan tulisan puisi pedihku.
Kini semua rasa itu telah berlalu. Dan aku pun berhenti menulis apapun. Untuk apa? Kau toh tak lagi ada..
Sudahlah, kulupakan saja impianku itu. Sama seperti kau yang telah melupakanku..
Friday, January 13, 2017
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
DAMN!
It sucks when you suddenly become silent after someone said things that ruined your whole life plan just by answering "NO" to...
-
Terdapat artikel di salah satu surat kabar atau majalah, terasa lucu dan menarik artikel ini. Isinya sebagai berikut : Suatu...
-
As taken from here : Gambaran yang umumnya didapatkan dari seorang pelaku self injury adalah sebagai berikut : Sangat membenci diriny...
No comments:
Post a Comment