Tuesday, December 22, 2009

Thanx is never enough,Mom...

Mungkin nggak pernah sesadar ini gue ngerasa bangga punya mama seperti mama gue…

Peristiwa yang terjadi beberapa hari lalu membuat gue sadar, mama mencintai gue seperti anaknya sendiri. (Gosh, baru di baris ini saja air mata sudah meleleh ke mana-mana…)

She is not my biological mother as I should say.. but she is my pscyhological mom… and that means a lot for me…

Gue dibesarkan di keluarga mama yang termasuk semi-kolot di mana mereka menjunjung tinggi persamaan ras dan suku bangsa serta agak sulit menerima orang luar dari ras berbeda untuk bergabung menjadi anggota keluarga. (okey, you might guess it.)

Dan memang, belum ada saudara di keluarga besar kami yang menikah dengan orang yang berbeda ras, dan yakin bahwa itu akan menjadi pertentangan keras dengan perdebatan dan omongan buruk di antara seluruh anggota keluarga. Jangan anggap gue berlebihan, karena itu kenyataannya.

Kini, justru gue yang menghadapi dilema itu. Gue mencintai seseorang yang berbeda ras dan berniat menikah dengannya, meski tau akan menghadapi pertentangan dalam keluarga besar kami.

Namun ternyata sesuatu terjadi dan membuka mata gue.

Bahwa gue nggak akan berjuang sendirian.

Tadinya gue ngerasa sulit banget buat ngakuin hal ini di depan nyokap, di mana beliau selama ini memang selalu mewanti-wanti gue agar tidak memilih pasangan dari ras lain.

Dan ketika saatnya tiba, gue memberanikan diri untuk menyatakan pendapat dan pilihan gue. Bahwa pasangan gue telah melakukan banyak hal buat gue, udah membantu gue melewati fase sulit dalam hidup gue, juga telah menyiapkan masa depan gue… dan tentu saja, bahwa dia juga akan menyayangi gue dengan segenap hatinya.

Reaksi yang gue duga adalah mama akan marah-marah dan minta gue untuk segera memutuskan hubungan. Lalu gue akan bilang “Nggak mau, I’ll go on with my choice no matter what the risk will be.”

Tapi justru reaksi yang terjadi sangat di luar dugaan gue.

Mama diam sebentar, dan tak lebih dari satu menit kemudian beliau berkata, “Baiklah, jika itu sudah menjadi keputusan kamu dan kamu bahagia dengan itu, mama bisa menerimanya.”

Gue yang gantian bengong. What? Is this really what she’s saying??

Gue Cuma bisa tersenyum dan memeluk beliau. Sambil berbisik, “Makasih ma..”

Di saat itu gue sadar, yang penting bagi mama adalah melihat aku tersenyum dan mengetahui bahwa aku bahagia, apapun pilihanku.

Gue juga sadar, menyetujui hal itu bukanlah hal yang mudah bagi beliau mengingat masih ada anggota keluarga lain yangpasti akan menentang keras.

Tapi gue tau, mama nggak akan membiarkan gue berjuang sendiri di antara keluargaku.. I know, she will stand beside me and give me her best support…

She’s the best mom ever.. . for me..

Thanx is never enough… Love you,Mom…

No comments:

DAMN!

It sucks when you suddenly become silent after someone said things that ruined your whole life plan just by answering "NO" to...