Thursday, August 20, 2009

Hanya Ingin Berbagi...

Ingin rasanya aku bisa berbagi sedikit saja beban ini pada seseorang yang bersedia menjadi sandaran di saat aku mulai melemah seperti sekarang ini.

Namun aku tak memiliki siapapun di sekelilingku. Bahkan juga tidak seorang teman yang mau mendengarkan.

Aku dulu pernah punya satu orang yang sangat istimewa. Seseorang yang sebenarnya kadang menyebalkan karena dapat mementahkan seluruh keyakinan ku, seseorang yang dapat menunjukkan sisi negatif dari diriku tanpa basa basi, seseorang yang seringkali mengkritisi pemikiranku.

Namun dia juga seseorang yang selalu bersedia menemani aku bahkan saat aku berada di dasar keterpurukanku. Seseorang yang bersedia melakukan banyak hal gila bersamaku namun tetap menjaga agar aku tetap berada dalam kesadaran yang terkontrol. Seseorang yang sebenarnya adalah tukang bicara namun bersedia belajar untuk menjadi pendengar yang baik untukku.

Seseorang yang dengan caranya sendiri berhasil masuk jauh ke dalam diriku, hatiku, dan jiwaku.

Dan kini bahkan dia pun tidak lagi jadi seseorang yang aku kenal. Dia tidak lagi ada di sini untuk berbagi denganku.

Karena dialah yang membuatku berada di kondisi seperti ini. Dan dialah yang justru menjadi topik yang ingin aku bicarakan.

Aku hanya dapat berbicara dan menumpahkan seluruh perasaanku lewat tulisan semacam ini. Dan sekali lagi aku seperti tertampar, ketika aku mengirimkan tulisan itu kepadanya, dia justru dengan tegas mengatakan bahwa dia tidak suka aku menulisnya.

Bahkan untuk berbagi lewat tulisan pun dia sudah tidak ingin…

Karena aku tetap butuh menuliskan perasaanku, maka aku menulisnya di sini, karena dia toh tidak akan membacanya.

Kadang aku merasa tidak lagi mengenalnya. Aku merasa dirinya begitu berbeda dibandingkan saat aku mengenalnya dulu. Mungkin ini hanya perasaanku saja. Semoga tidak ada yang berubah, baik dirinya maupun cintanya. Yang dulu katanya hanya untukku. Walau sementara ini kenyataan berkata lain.

Sungguh tidak mudah menahan seluruh perasaan yang bergejolak dalam hatiku, namun aku harus melakukannya agar tidak semakin memperburuk suasana.

Aku tidak tau sampai kapan,aku merasa seperti bom yang dapat meledak sewaktu-waktu.

Ah.. tidak.. tidak. Tidak baik begitu. Aku sudah cukup ikhlas sekarang. Dan aku harus bertahan seperti itu. Harus. Ikhlas.

No comments:

DAMN!

It sucks when you suddenly become silent after someone said things that ruined your whole life plan just by answering "NO" to...