Tuesday, December 27, 2016

Distraksi Anomali

Malam ini aku teringat kamu.
Kamu yang dulu pernah berada pada satu fase hidupku.

Kamu yang dulu kuingat setiap mendengar lagu "Someone Like You"
Hingga yang tetap menjadi objek pada lagu "Hello" yang dinyanyikan Adele beberapa tahun kemudian.

Tapi kini, malam ini, aku tak lagi mengingatmu dengan rasa yang sama seperti 8 tahun lalu. Juga tak lagi mengingatmu dengan cara yang sama yang kulakukan selama 7 tahun terakhir.

Kamu pernah bilang sifatku yang mudah terdistraksi adalah alasanmu melangkah menjauhiku.

Ironis, padahal saat itu (serta 7 tahun yang mengikutinya), kamu adalah pusat segala asa dan rasaku, tak peduli seberapa banyak distraksi yang datang ataupun kudatangkan.

Aku yang dengan bodohnya tetap menunggu, entah apa, meskipun kamu tak lagi peduli. Ah dan lebih parahnya lagi, kamu justru yang sesekali datang dan menjadi distraksi semu dalam kehidupan yang berusaha kucoba untuk baik baik saja tanpamu.

Namun kini kamu tak lagi perlu khawatir. Aku telah mendapatkan distraksi yang mampu membuatku mengalihkan segala kenanganku tentangmu.

Distraksi yang justru menjadikan aku pusat dari segala asa dan rasanya.
Distraksi yang peduli padaku lebih dari yang pernah aku rasakan, bahkan ketika kita pernah bersama dulu. Lebih, jauh lebih daripada itu.
Distraksi yang menolak untuk menjadi sekedar pengalihan sesaat.
Distraksi yang membuatku kembali percaya dan selalu memastikan bahwa aku bahagia.
Distraksi yang justru akan menjadi permanen dalam hati dan memoriku. Dan berhasil membuatku melupakan kamu.

Terima kasih pernah menyadarkan tentang kelemahan terbesarku. Yang kini justru berubah menjadi kekuatan terbaikku.

Jadi, malam ini aku mengingatmu dengan cara yang tak pernah kukira akhirnya akan dapat kulakukan. Aku mengingatmu dengan keikhlasan dan kelegaan bahwa akhirnya aku bisa juga melangkah maju. Tanpa bayangmu.

No comments:

DAMN!

It sucks when you suddenly become silent after someone said things that ruined your whole life plan just by answering "NO" to...