Tuesday, December 13, 2016

Kamu. Aku. Kita

Kamu. Dan seluruh rasa yang kupunya untukmu.
Aku. Dan segenap inginku bersamamu.
Kita. Dan sebuah kisah yang tak nyata.

Sendiri di sini malam ini mengingatkan kembali siapa sesungguhnya aku. Bahwa bahagia bukanlah bagian tetap dari diriku. Aku sudah jauh terlena oleh rasa yang selalu kurindu. Dan kini hidup kembali untuk menyadarkan aku.

Entah mengapa jalan kita bertemu jika hanya untuk berlalu. Mengapa rasa itu nyata jika hanya sementara. Ah. Aku lupa. Ini dunia di mana semua hal hanyalah fana.

Kau datang dan membuatku bahagia. Terlalu bahagia. Tak taukah kau bahwa ketakutan terbesarku adalah rasa bahagia? Karena seperti semua yang pernah kujalani, bahagia itu akan berganti menjadi luka dan tangis yang tak mudah terhenti.

Jika aku bisa hentikan waktu, aku ingin berhenti di sini agar bisa terus bersamamu tanpa sedetikpun berlalu. Agar rasamu untukku dapat tetap di situ dalam hatimu. Agar kata "selesai" itu tak akan pernah sempat terucap. Agar bahagiaku selalu kamu.

Aku masih ingin merasa bahagia seperti ini meski sadar kelak akan ada akhirnya. Aku belum ingin menangis meski saat ini ku terus menghapus air mata membayangkan jika tiba saatnya nanti. Tidak. Aku tidak siap. Tidak akan pernah siap.

Ah. Egois sekali aku. Jalanmu masih terlalu panjang untuk kau lewati bersama aku yang entah siapa ini. Langkahmu akan membawamu ke bahagiamu yang sesungguhnya.

Jika tiba saatnya kelak kamu menemukan jalanmu, berjanjilah untuk selalu bahagia. Jika aku harus menangis demi untuk melihatmu tersenyum, maka akan kulakukan setiap malam bersama doa yang kupanjatkan untukmu.

Tak perlu kau risaukan aku. Cukup ingat saja : kamu telah memiliki satu tempat khusus dalam hatiku, selamanya.

No comments:

DAMN!

It sucks when you suddenly become silent after someone said things that ruined your whole life plan just by answering "NO" to...